Selamat Hari Maritim Nasional ke-69
Selamat Hari Maritim Nasional ke-69 - Bulan agustus merupakan bulan yang penuh sejarah bagi bangsa indonesia. Mengapa tidak, Proklamasi kemerdekaan indonesia jatuh pada bulan ini tepatnya di tanggal 17 Agustus 2014. Dan kemudian, Tepat pada tanggal 21 agustus 2014 tercatat sebagai
Hari Maritim Nasional yang telah berlangsung selama 69 tahun lamanya.
Beranjak dari itu, Negara Indonesia disebut-sebut sebagai negara maritim terbesar di dunia. Mengapa demikian, itu karena indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia yakni 81.000 km yang merupakan 14% dari garis pantai yang ada di seluruh dunia. Dengan luas yang mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari luas keseluruhan. Dengan itu patutnya kita bangga dengan apa yang kita miliki.
Apa Itu Negara Maritim?
Ada banyak pendapat mengenai apa itu negara maritim, contohnya setelah saya melihat pendapat dari teman-teman di yahoo-answer seperti :
Negara Maritim adalah negara yang memiliki wilayah lautan atau perairan yang luas serta mampu untuk menguasai wilayah tersebut.
Negara Maritim yaitu negara yang memiliki kekuasaan yang bukan hanya mencakup darat tetapi mencakup tentang kelautan dimana suatu negara dapat menguasai sumberdaya pada daerah kekuasaannya.
Negara yang terdiri dari banyak kepulauan seperti indonesia
Jadi dapat kita simpulkan sendiri dari beberapa pendapat diatas yakni :
Negara Maritim adalah negara yang memiliki wilayah lautan dan perairan nan luas serta mencakup tentang kelautan, dimana wilayah tersebut adalah wilayah resmi milik negara yang bersangkutan dan negara tersebut mampu menguasai dan mengelola sumber daya alam lautnya dengan baik contohnya seperti negara indonesia.
Lalu Apakah Maritim di Indonesia Sudah Maksimal?
Simak Berita Di Bawah Ini :
Pembangunan Kelautan Indonesia Belum Optimal
Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia. Sayangnya bangsa Indonesia belum memanfaatkan secara maksimal potensi yang ada.
“Indonesia punya potensi produksi perikanan terbesar di dunia sekitar 65 juta ton per tahun dan baru 20 persennya yang dimanfaatkan,” kata Prof. Dr.Ir. Rokhmin Dhanuri, M.S., Guru Besar Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan IPB, di Auditorium FTP UGM, Selasa (22/10) dalam pembekalan calon wisudawan pascasarjana UGM.
Rokhmin mengatakan sumber daya kelautan selama ini hanya dipandang sebelah mata dan dalam pemanfaatan sumber daya kelautan tidak dilakukan secara profesional dan ekstraktif. Sehingga tidak mengherankan apabila sektor ekonomi kelautan hanya berkontribusi kecil terhadap PDB Indonesia yakni sekitar 25 persen.
“Angka ini jauh lebih kecil ketimbang negara-negara yang wilayah lautnya lebih sempit dari pada Indonesia seperti Thailand, Jepang, Korea Selatan, China, Silandia, dan Norwegia yang justru sektor ekonomi kelautannya menyumbang kontribusi lebih besar antar 30-60 persen dari PDB masing-masing negara. Kalau melihat fakta tersebut maka kinerja pembangunan kelautan Indonesia sampai sekarang masih jauh dari optimal,” urainya.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan sektor-sektor kelautan hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia dan orang-orang asing yang terlibat dalam berbagai kegiatan ekonomi kelautan moderen. Sementara mayoritas penduduk pesisir lokal masing berada dalam kemiskinan.
Rendahnya kinerja pembangunan wilayah pesisir dan kelautan Indonesia, lanjut Rokhmin salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan politik ekonomi yang tidak kondusif. Dampaknya, potensi ekonomi kelautan yang cukup besar tersebut baru dalam jumlah kecil yang dimanfaatkan untuk mensejahterakan rakyat. Ditambah lagi dalam pengelolaan sektor ekonomi kelautan dilakukan secara tradisional dan berorientasi mendulang keuntungan finansial sebesar-besarnya tanpa memperdulikan kelestarian lingkungan
“Dalam menjalankan bisnis kelautan moderen pun kurang melibatkan masyarakat di kawasan pesisir,” tambahnya.
Dikatakan Rokhmin pembangunan bidang kelautan dan pengembangan bisnis di sektor kelautan kedepan harus lebih produktif, efisien, dan berdaya saing. Selain itu juga keuntungan usahanya harus bisa dinikmati oleh seluruh stakeholders dan masyarakat pesisir secara berkeadilan dan bersifat ramah lingkungan.
Untuk dapat membangun sektor ekonomi dan unit bisnis kelautan yang berkelanjutan dalam praktiknya seyogianya menerapkan prinsip -prinsip seperti setiap usaha harus memenuhi skala ekonominya, menggunkan integrated supply chain management system berbasis inovasi, dan penguatan dan penguatan industri hulu dan hilir. Melakukan pembangunan ramah lingkungan yang berkelanjutan, kerjasama sinergis antar sektor dan unit usaha, serta pembangunan kluster ekonomi kelautan.
“Jika kita bisa melaksanakan pembangunan kelautan seperti itu maka tahun 2030 Indonesia bisa menjadi negara yang maju dan makmur,”tutur Rokhmin.
Sementara Wiratni Budhijanto, Ph.D., dosen Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM dalam kesempatan itu menyorot tentang pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan rakyat. Selama ini banyak dilakukan penelitian namun hasilnya tidak menyentuh ke masyarakat. Terutama penelitian di bidang tepat guna yang selalu lekat dengan image mahal dan sulit diaplikasikan di masyarakat.
“Justru hal itu menjadi tantangan yang harus dipecahkan oleh para peneliti, bagaimana menghilangkan kesan teknologi yang identik dengan mahal dan sulit dan membuat teknologi menjadi sederhana dan terjangkau,” jelasnya.
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya hanya sedikit saja, yakni pemerintah indonesia harus mampu mengelola segala sumber daya alam yang ada di indonesia khususnya sumber daya alam kelautan. Negara kita ini telah dianugrahi sumber daya alam yang berlimpah, lautan yang membentang luas, biota laut, terumbu karang, yang belum tentu negara lain memilikinya. Untuk itu dalam
Hari Maritim Nasional Ke-69 ini, Kita sadarkan diri kita bahwa indonesia itu kaya raya, dan kita wajib menjaganya. Terimakasih
Related Post :
Topik Mingguan